Wisata ke Tangkuban Perahu

|| || || Leave a comments
Wisatawan Tangkuban Perahu
Tangkuban Perahu (dieja Tangkuban Parahu di lokal dialek Sunda ) adalah sebuah gunung berapi aktif 30 km sebelah utara dari kota Bandung , ibukota provinsi Jawa Barat , Indonesia . Gunung ini terakhir meletus pada tahun 1959. Tangkuban Perahu merupakan wisata populer di mana wisatawan bisa berjalan kaki atau naik ke tepi kawah untuk melihat mata air panas dan lumpur mendidih dari dekat, dan membeli telur yang dimasak pada permukaan yang panas.  Tangkuban Perahu terletak di pulau Jawa dan terakhir meletus pada tahun 1983. Bersama dengan Gunung Burangrang dan Bukit Tunggul , mereka adalah sisa-sisa kuno Gunung Sunda setelah letusan Plinian yang menyebabkan kaldera runtuh.

Pada bulan April 2005, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan peringatan, melarang pengunjung naik ke gunung berapi. "Sensor di lereng dua gunung  Anak Krakatau di ujung selatan Sumatera dan Pulau Tangkuban Perahu di Jawa, telah memberikan sinyal peningkatan aktivitas vulkanik dari gunung Tangkuban Perahu.

Sejarah Letusan Tangkuban Perahu

Kawah Tangkuban Perahu
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2001 menetapkan bahwa Tangkuban Perahu telah meletus sedikitnya 30 kali dalam 40.750 tahun sebelumnya. Studi dari tephra lapisan dalam jarak 3 km dari kawah mengungkapkan bahwa dua puluh satu adalah letusan kecil dan sisanya sembilan adalah letusan besar. Letusan yang terjadi sebelum sekitar 10.000 tahun yang lalu adalah magmatik / phreatomagmatic . Letusan yang terjadi setelah 10.000 tahun yang lalu adalah freatik . Gunung berapi ini meletus baru-baru ini 21 Februari 2013.

Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi

Sangkuriang & Dayang Sumbi
Nama Tangkuban Perahu diterjemahkan dalam bahasa sunda yang artinya "perahu terbalik" dalam bahasa Sunda, mengacu pada legenda setempat penciptaannya. Cerita ini mengisahkan "Dayang Sumbi", seorang wanita yang cantik jelita yang berasal dari Jawa Barat. Dia membuang anaknya "Sangkuriang" karena ketidaktaatan, dan dalam kesedihannya diberikan kekuatan awet muda oleh para dewa. Setelah bertahun-tahun di pengasingan, Sangkuriang memutuskan untuk kembali ke rumahnya, Dan Sangkuriang tidak mengenali bahwa ibunya ialah Dayang Sumbi.

Sangkuriang jatuh cinta dengan Dayang Sumbi dan berencana untuk menikahinya, akan tetapi Dayang Sumbi mengenali tanda lahir Sangkuriang, dan mengetahui bahwa Sangkuriang itu ialah anak Kandungnya. Untuk mencegah pernikahan itu, Dayang Sumbi lalu meminta Sangkuriang untuk membangun sebuah bendungan di sungai Citarum dan untuk membangun sebuah perahu besar untuk menyeberangi sungai, dan semua itu harus selesai sebelum matahari terbit. Sangkuriang lalu bermeditasi dan memanggil jin-jin untuk membantunya menyelesaikan persyaratan yang di ajukan oleh Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi melihat bahwa tugas itu hampir rampung, karena khawatir Sangkuriang akan berhasil menyelesaikan persyaratannya, maka Dayang Sumbi meminta pekerja untuk menyebarkan kain sutra merah di sebelah timur kota, untuk memberikan kesan, bahwa fajar telah tiba, dan itu artinya tugas itu akan gagal. Sangkuriang tertipu, dan setelah percaya bahwa ia telah gagal, Sangkuriang Lalu menendang bendungan dan perahu yang belum selesai, mengakibatkan banjir parah dan menciptakan Tangkuban Perahu.
/[ 0 comments Untuk Artikel Wisata ke Tangkuban Perahu]\

Post a Comment